Home / Opini / AI Dinilai Bisa Bikin Malas Berpikir, Guru SMKN 1 Penajam Paser Utara: Justru Harus Jadi Teman Belajar

AI Dinilai Bisa Bikin Malas Berpikir, Guru SMKN 1 Penajam Paser Utara: Justru Harus Jadi Teman Belajar

Oleh : Andika A. Yudhistira

Pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) turut mengubah cara belajar generasi muda saat ini. Meski menawarkan berbagai kemudahan, penggunaan AI secara bebas di kalangan pelajar menimbulkan kekhawatiran akan menurunnya kemampuan berpikir kritis dan ketergantungan terhadap teknologi.

Menanggapi hal ini, Andika A. Yudhistira, guru Informatika SMK Negeri 1 Penajam Paser Utara, menyampaikan pandangannya. Menurutnya, AI bukan ancaman, tetapi justru bisa menjadi alat bantu belajar yang sangat kuat, asalkan digunakan secara tepat.

“Teknologi AI memang sangat membantu. Namun jika siswa hanya mengandalkan jawaban instan tanpa proses berpikir, mereka bisa jadi pasif. Maka penting bagi kami para guru untuk tetap hadir sebagai pembimbing. Guru tidak bisa digantikan, justru perannya makin penting untuk mengarahkan dan mendampingi penggunaan teknologi ini,” jelasnya saat ditemui di ruang laboratorium komputer sekolah.

Pak Yudis, sapaan akrabnya, menekankan bahwa AI harus dianggap sebagai “teman belajar”, bukan sebagai “jalan pintas” untuk menghindari proses berpikir. Ia menyebut bahwa kehadiran guru menjadi kunci agar siswa tidak tersesat dalam lautan informasi digital.

“Kami mendorong siswa untuk bisa memanfaatkan AI seperti ChatGPT, Google Gemini, atau Copilot sebagai alat eksplorasi, bukan penentu jawaban akhir. Guru harus mendampingi, mengajarkan cara mengevaluasi hasil dari AI, mengajukan pertanyaan lanjutan, hingga mengolah informasi menjadi pengetahuan. Di situlah esensi belajarnya,” tambahnya.

Sebagai solusi, ia pun mengusulkan pendekatan terintegrasi antara teknologi dan pendidikan karakter. Beberapa langkah konkret yang ia dan rekan-rekannya lakukan di sekolah antara lain:

  • Menyisipkan literasi digital dan etika penggunaan AI dalam mata pelajaran
  • Menggunakan AI secara terbimbing di kelas untuk diskusi dan analisis kasus nyata
  • Melatih siswa untuk berpikir reflektif atas jawaban yang diberikan oleh AI
  • Memberikan tugas berbasis proses, bukan hanya hasil akhir

Dengan pendekatan seperti itu, AI tidak hanya menjadi alat bantu, tapi juga memperkuat proses belajar yang aktif, eksploratif, dan bertanggung jawab.

“Kita tidak bisa melawan zaman. Tapi kita bisa mempersiapkan siswa untuk hidup di zaman itu dengan bekal kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan bertanggung jawab. Guru adalah kuncinya,” tutupnya. 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *