KATAKARTA.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2 Januari 2025 sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan gizi anak-anak dan kelompok rentan. Program ini merupakan salah satu janji kampanye Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pada tahap awal, program ini menyasar sekitar 3 juta penerima manfaat yang terdiri dari peserta didik di jenjang PAUD hingga SMA, termasuk pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, khusus, layanan khusus, dan pesantren. Selain itu, program ini juga ditujukan untuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pemerintah menargetkan peningkatan jumlah penerima manfaat secara bertahap hingga mencapai 17 juta orang pada akhir tahun 2025.
Untuk mendukung pelaksanaan program ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun dalam APBN 2025. Pelaksanaan program dikoordinasikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN), lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024. BGN bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan gizi nasional, termasuk distribusi makanan bergizi ke anak sekolah sesuai jadwal belajar mengajar di masing-masing jenjang pendidikan.
Program MBG telah dilaksanakan di berbagai satuan pendidikan di 26 provinsi di Indonesia. Misalnya, di Kota Gorontalo, program ini diluncurkan di 14 sekolah yang terdiri dari 2.882 pelajar Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Pelajar menunjukkan menu makanan yang disediakan di sekolah-sekolah tersebut.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa program ini juga menjadi sarana penguatan karakter bagi peserta didik. Melalui program ini, diharapkan anak-anak dapat belajar kebiasaan baik seperti berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan, dan disiplin dalam waktu makan.
Selain bertujuan meningkatkan kesehatan dan pendidikan anak, program MBG juga memberikan dampak positif pada ekonomi lokal. Program ini melibatkan warga sekitar sebagai pekerja di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian dan peternakan melalui peningkatan permintaan bahan pangan lokal.
Meskipun program ini mendapat dukungan luas, beberapa pihak mengkhawatirkan keberlanjutan pembiayaan dan tantangan logistik dalam distribusi makanan ke seluruh pelosok negeri. Namun, pemerintah tetap optimis bahwa dengan perencanaan yang matang dan kerja sama lintas sektor, program ini dapat berjalan sukses dan berkontribusi signifikan dalam menciptakan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan langkah strategis pemerintah dalam membangun fondasi kesehatan dan pendidikan yang kuat bagi generasi penerus bangsa. Dengan implementasi yang efektif dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan program ini dapat mencapai tujuannya dalam menciptakan Indonesia Emas 2045.